FK-THL TBPP KARAWANG

KIRIM CERITA ANDA KE EMAIL KAMI

TERPAFAVORIT

IKLAN BLOG

Total Tayangan Halaman

Sabtu, September 25, 2010

PEMANFAATAN PESTISIDA DENGAN BIJAKSANA



Penggunaan pestisida sintetis bila tidak dilakukan dengan bijaksana akan sangat merugikan bagi manusia dan lingkungan, dalam pengendalian hama terpadu (PHT) pemanfaatannya merupakan pilihan terakhir apabila teknologi pengendalian yang ramah lingkungan tidak dapat menekan serangan OPT. Kenyataan di lapangan hanya sedikit pengguna yang melaksanakan penggunaan pestisida dengan kriteria 6 T (tepat waktu, tepat jenis tanaman, tepat jumlah/dosis, tepat sasaran/OPT, tepat tempat dan tepat alat).








Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah sebagai berikut :


1. Penggunaan pestisida dengan benar antara lain:
a. selalu periksa masa kadaluwarsa dan juga kondisi kemasannya
b. gunakan sesuai rekomendasi yang diijinkan atau petunjuk penggunaan dari produsennya (sesuai label);


3. mengikuti parameter (kriteria 6 T, syarat, dan variable) aplikasikan sesuai dengan metode aplikasi yang dianjurkan
4. pestisida mampu menampilkan efikasi biologisnya secara optimal/efektif hanya terbatas pada OPT sasaran dengan tidak menimbulkan kematian pada musuh alaminya.


2. Tolok ukur penyemprotan (bila diaplikasikan dengan penyemprotan) yang benar adalah:
a. ukuran butiran semprot (droplet size);
b. liputan yaitu jumlah butiran semprot yang menempel pada bidang sasaran;
c. distribusi semprot (vertikal dan horizontal);
d. recovery yaitu perbandingan liputan dengan dosis. Salah satu hal yang penting pada penyemprotan adalah recovery penyemprotan yang tinggi (kehilangan minimal dan deposit maksimal)


3. Ukuran butiran semprot optimal sangat dipengaruhi ukuran droplet yang digunakan, makin halus droplet keberhasilan penyemprotan cenderung semakin meningkat, namun ada sisi negatif yaitu drift/penguapan yang tinggi sehingga sangat membahayakan bagi pengguna dan lingkungan. Rekomendasi ukuran droplet insektisida dan fungisida 200-400 mikron.


4. Beberapa contoh tipe nozzle/mulut penyemprot antara lain :
a. nozzle kerucut dropletnya halus untuk insektisida dan fungisida;
b. nozzle kipas dropletnya sedang untuk insektisida, fungisida dan herbisida;
c. nozzle rata dropletnya sedang untuk herbisida;
d. nozzle senapan dropletnya halus untuk insektisida dan fungisida


5. Faktor yang mempengaruhi kehilangan larutan semprot antara lain :
a. ukuran droplet;
b. jenis bidang sasaran misalnya daun mengandung lilin/daun tegak;
c. umur tanaman;
d. jarak tanaman;
e. cuaca (hujan/angin, penguapan);
f. alat semprot.


6. Upaya untuk mengurangi kehilangan larutan semprot antara lain :
a. gunakan nozzle tepat dengan ukuran droplet sedang;
b. sprayer yang tepat, tidak menggunakan power sprayer ketika tanaman masih kecil;
c. jarak tanaman ke nozzle tepat (anjuran untuk sprayer punggung 30-50 cm);
d. volume semprot tidak berlebihan (optimal 200-400 liter/hektar untuk tanaman semusim);
e. perhatikan cuaca.


7. Gunakan pergiliran/penggantian pestisida dengan merk dan kelas bahan kimia yang berbeda, campuran pestisida dapat dilakukan namun dengan campuran yang tepat dan takaran /dosis yang tepat dapat menunda resistensi, namun bila tidak tepat akan menimbulkan multiple resistensi/resistensi ganda. Sebaliknya, apabila tidak memahami karakteristik bahan kimia jangan melakukan pencampuran penggunaan pestisida.


8. Jangan menambah atau mengurangi takaran/dosis, menambah dosis akan meningkatkan tekanan sehingga boros, sebaliknya mengurangi dosis akan mendorong toleransi OPT terhadap pestisida (Sumber : Majalah Benih Bersemi)

0 komentar:

PENYULUH PERTANIAN KARAWANG

RANGKING